Kamis, 14
Maret 2013 (5 : 24)
Hari ini ada
yang aneh dengan hati ini. Aku merasa jauh darimu. Entah karena apa, aku
sendiri juga tidak tahu. Aku mencari satu alasan saja kenapa aku bisa memiliki
perasaan itu, tapi aku masih belum tahu jawabannya. Kita masih baik-baik saja,
tapi kadang aku merasa jauh dari kamu. Itu membuatku bingung dan gelisah. Aku
tidak tahu apa yang harus aku lakukan dengan hatiku ketika dia memiliki rasa
ini. Aku tidak mau kamu tahu itu sampai aku menulis ini, karena aku tidak mau
kamu berpikir macam-macam tentangku dan hatiku. Tapi setelah menulis ini aku
yakin aku semakin dekat denganmu, semoga kamu juga.
Kamu pernah
bilang aku adalah bintang hati kamu meski mungkin itu hanya gurauan sesaat.
Tapi di sini aku katakan, bahwa jika kamu menganggapku bintang, maka aku adalah
bintang yang memiliki jarak terdekat dengan bulan. Bintang ini tidak tahu sejak
kapan dan karena apa dia semakin dekat dan semakin dekat kepada bulan. Mungkin
karena bulan memiliki gaya gravitasi yang kuat sehingga bintang tertarik karena
gaya gravitasi itu. Tapi sepertinya bukan itu alasannya karena di sekelilingnya
banyak satelit dan bintang lain yang memiliki gaya gravitasi lebih besar.
Lalu bintang
mencari lagi alasan lain. Dia menatap bulan dengan seksama sambil tersenyum
dengan tulus. Dia berkata dalam hati bahwa bulan ini begitu indah, sehingga ada
sejuta mata yang menatapnya. Tapi setelah bintang menatap sekelilingnya, dia
menyadari bahwa dia berada di antara satelit-satelit lain yang lebih indah
dibandingkan dengan satelit yang bernama “bulan”. Jadi dia yakin bahwa bukan
karena keindahan dia bisa sedekat ini dengan bulan.
Lalu karena
apa? Dia merenung lama, sampai akhirnya dia tersenyum dengan bahagia. Dia
akhirnya menyadari bahwa ada yang telah memberikan rasa cinta itu, dan yang
memberi rasa adalah yang bisa menciptakan dirinya dan bulan. Bintang pun
kemudian menatap bulan dengan tatapan penuh cinta dan bersandar padanya. Lalu
bintang membisikkan sesuatu pada bulan, “Aku tidak tahu sejak kapan ini
berawal, dan aku pun tidak tahu kapan ini akan berakhir. Aku hanya terus berharap
bisa lebih dekat denganmu. Aku tidak seindah bintang-bintang lain di sekitarmu,
dan aku juga tidak bisa memberikan apa pun kepadamu selain kejujuran,
ketulusan, dan kebahagiaan. Di sana ada mentari yang akan
menggantikanmu di saat pagi datang, begitu pula akan hadir awan-awan yang akan
menggantikan diriku. Tapi kita tidak pernah ke-mana pun. Aku masih selalu di
dekatmu meski kau hilang ketika pergantian purnama, dan sinarmu akan semakin
pudar ketika purnama berakhir. Aku di dekatmu hingga purnama berganti dengan
purnama lainnya dan masih ada untuk purnama selanjutnya dan aku akan selalu
berusaha untuk tetap ada di sini hingga aku tidak dapat mengucap kata purnama.”
Tapi bintang sadar, bahwa keinginannya hanyalah sebuah keinginan dari makhluk
yang diciptakan dan yang berhak untuk menentukan jalan hidupnya bersama bulan
adalah yang menciptakan mereka.
Di setiap
doa yang bintang panjatkan, selalu terselip nama bulan di sana. Di saat pagi
datang, dia mengucap selamat pagi dan ketika malam tiba dia mengucapkan selamat
malam. Hanya kata sederhana yang setiap orang dapat mengucapkannya meski bukan
untuk orang yang mereka cintai. Namun bukan tentang kesederhanaan kata itu,
tapi tentang makna dari kesederhanaannya yang tidak semua orang bisa tetap
menghargai dan mencintai kesederhanaan itu.
Hingga saat
kamu membaca ini, aku masih menjadi bintang dan kamu tetaplah bulan yang selalu
ada di dekatku. Aku tidak perlu pria yang menjanjikan masa depan indah untukku
atau pria yang mengucapkan seribu janji manis untuk meluluhkan hatiku. Tapi aku
menantikan pria yang akan merangkai indahnya masa depan bersamaku, dan seorang
pria yang mengucapkan satu janji untuk bahagia bersamaku dalam ridho-Nya.
Aku masih
tersenyum untukmu ketika kamu selesai membaca ini. Saat kamu merindukanku,
rasakanlah lembutnya belaian angin untukmu. Kamu mungkin tidak pernah tahu dan
belum pernah merasakan aku datang bersama angin. Andaikan kamu tahu, di setiap
angin berhembus padaku, aku selalu memejamkan mata dan membisikkan namamu lalu
mengatakan “aku cinta kamu, aku di sini menunggumu, rinduku untukmu tak pernah
surut, rasakanlah sayang, aku datang bersama angin untuk memastikan kamu di
sana baik-baik saja.”
Mungkin kamu
tidak menyangka bahwa aku selalu melakukan itu. Aku melakukan banyak hal untuk
sekedar mengalihkan bayanganmu yang selalu bernaung dalam pikiran dan hatiku.
Aku berusaha untuk melupakan bayangan dan namamu untuk sepersekian detik, namun
bayanganmu semakin nyata. Aku tidak pernah tahu bagaimana kamu di sana. Aku
hanya selalu percaya bahwa hatimu tak pernah jauh dari hatiku.
Tulisan ini
hanyalah gambaran kecil dari hatiku yang bisa aku lukiskan untukmu. Kamu sudah
mengisi ruang hatiku yang aku beri nama “Kekasih Hati” dan cintamu sudah
memenuhinya. Jangan berpikir bahwa kamu adalah bebanku. Kamu adalah catatan
harian ketika aku butuh tempat untuk bercerita tentang kekonyolan, kebahagiaan
dan bahkan kesedihan (setelah Allah tentunya). Kamu
adalah sahabat ketika aku merindukan hangatnya kebersamaan. Kamu adalah kakak
ketika aku butuh nasihat-nasihat dari orang yang memahamiku. Kamu adalah adik
ketika kamu sedang bermanja-manja denganku. Kamu adalah kekasih yang selalu
bisa menjadi apapun bagiku, aku berharap juga bisa begitu untukmu. Dan yang
pasti kamu adalah pria yang dikirim Allah untuk aku cintai dan mencintaiku.
Mari kita
bawa cinta kita menuju jalan kebahagiaan, bukan hanya kebahagiaan kita berdua,
tapi kebahagiaan semua orang yang melihat kita bahagia. Aku akan menemanimu
mengukir indahnya masa depan kita berdua. Di sana jalan kita masih panjang dan
banyak rintangan yang siap untuk menghadang ketulusan cinta kita. Entah
bagaimana nanti, tapi saat ini aku ada di sampingmu dan menggenggam tanganmu
dengan penuh kepercayaan bahwa kita bisa melaluinya bersama.